Wamendagri Bima Arya Tak Persoalkan Warga Kibarkan Bendera One Piece: Bagian dari Ekspresi, Asal Tak Gantikan Merah Putih

Nasional67 Dilihat

Indocorners.com|Mataram,  — Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyatakan tidak mempersoalkan aksi sejumlah warga yang mengibarkan bendera bajak laut dari serial anime One Piece menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan bagian dari ekspresi masyarakat yang sah dalam negara demokrasi.

“Menurut saya, dalam negara demokrasi, ekspresi itu wajar. Sejauh tidak bertentangan dengan konstitusi, ini bisa dianggap sebagai bentuk kreativitas dan refleksi sosial,” ujar Bima Arya dalam kunjungan kerjanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (2/8/2025), seperti dikutip dari Antara.

Ia menambahkan, simbol-simbol budaya populer seperti bendera One Piece dapat dimaknai sebagai medium penyampaian pesan atau harapan masyarakat. Namun ia mengingatkan bahwa dalam peringatan resmi kenegaraan, hanya bendera Merah Putih yang wajib dikibarkan.

“Pada saat 17 Agustus, sesuai instruksi Presiden, seluruh warga harus mengibarkan bendera Merah Putih. Itu adalah simbol negara yang tak boleh digantikan,” tegasnya, dikutip dari CNN Indonesia.

Bima Arya juga menilai bahwa penggunaan bendera alternatif bukan sesuatu yang perlu ditanggapi secara berlebihan selama tidak digunakan dalam konteks resmi atau menggantikan lambang negara. Ia membandingkan fenomena tersebut dengan pengibaran bendera organisasi seperti Pramuka atau PMI yang sah secara hukum.

Selama tidak melanggar aturan, lanjutnya, pengibaran bendera bergambar tengkorak bertopi jerami itu tak perlu dipermasalahkan. Ia juga membuka ruang bagi warga yang ingin menyampaikan aspirasi melalui simbol budaya populer, selama dilakukan secara tertib.

“Kalau itu bentuk ekspresi atau bahkan kritik, sampaikan saja. Pemerintah siap mendengar,” pungkasnya.

Fenomena pengibaran bendera One Piece belakangan ini ramai diperbincangkan publik, terutama di media sosial. Aksi itu menuai pro dan kontra menjelang hari kemerdekaan, dengan sebagian pihak menganggapnya sebagai bentuk kreativitas, sementara yang lain menilai tidak pantas dalam konteks perayaan nasional.

Sumber: Antara News, CNN Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *