Indocorners.com | Tanah Datar Pertemuan kali ini (Rabu, 15/06/2022) dipimpin langsung oleh Ketua GOW Kab. Tanah Datar, Ibu Patty Rizal, ST. M.Si, mengangkat tema “Pemasangan Tangkuluak Balapak dari Nagari Sungayang dan Nagari Tabek” oleh pelaksana Kegiatan yaitu Organisasi Wanita Bundo Kanduang dan Organisasi Wanita Perwira.
Tangkuluak Balapak dari Sungayang merupakan pakaian Bundo Kanduang yang digunakan untuk, yang pertama untuk acara Baralek Gadang misalnya Acara Batagak Penghulu, yang kedua untuk mengiring Penganten / Manampuah yang merupakan prosesi adat dimana Anak Daro pertama kali ke rumah Laki – laki yang diantar oleh Sanak Familinya. Yang memakai Tangkuluak Balapak pada saat acara prosesi adat ini adalah, Istri Mamak/Amai, Istri dari Saudara kandung laki – laki, Bako/ keluarga pihak Ayah. Yang ketiga Tangkuluak Balapak dipakai untuk anak Daro yang sudah pernah menikah. Sekarang ini Tangkuluak Balapak sering dipakai untuk acara ceremonial contohnya acara Uda Uni Tanah Datar, dan itu sah sah saja. Kami berharap kepada Ibu – ibu yang memakai Tangkuluak Balapak agar memakainya bapakem, sesuai aturan. Agar memakainya dengan Baju kurung, songket dan selendang. “Sebenarnya Tangkuluak Balapak ini secara adat hanya boleh dipakai oleh perempuan yang sudah menikah, tetapi untuk hal lain/ acara ceremonial boleh saja”, tutur Bundo Asih Permani Putri yang memperagakan cara pemasangan Tangkuluak Balapak dari Nagari Sungayang.
Tangkuluak dari Nagari Tabek kegunaannya juga sama dengan Tangkuluak Balapak dari Nagari Sungayang. Tangkuluak Balapak dari Nagari Tabek menyerupai Tanduk kerbau, “bagian ujung tanduk yang runcing melambangkan semangat perempuan yang pantang menyerah” ujar Bundo Sutisna yang menperagakan cara pemasangan Tangkuluak Balapak dari Nagari Tabek. Tangkuluak Balapak ini terbuat dari Kain songket.
Hadir dalam acara ini Ibu – Ibu Pengurus GOW, Ibu – ibu penasehat GOW dan Ibu – ibu utusan dari masing – masing Organisasi Wanita yang tergabung kedalam GOW.












