Musik Saluang dan Eksistensinya Ditengah Gempuran Musik Modern.

Daerah, Sumbar15 Dilihat

Indocorners.com|Di tengah gempuran musik dan lagu modern sekelompok masyarakat nagari Koto Tangah pecinta saluang tradisional menggelar kegiatan seni musik tradisional dendang saluang sebagai sarana hiburan juga sebagai media komunikasi, sarana interaksi sosial, sekaligus sebagai wadah pelestarian budaya yang digelar Jorong Patangahan Nagari Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang kabupaten Agam, pada malam minggu, (4 Oktober 2025)

MB, salah satu panitia saluang saat dihubungi enggan berkomentar panjang lebar hanya menjawab sebagai sarana hiburan yang sudah vakum beberapa nulan terakhir

* Seni saluang sebagai wadah hiburan, untuk bermasyarakat,sosial, serta mengembalikan memori masa lalu melalui sindiran halus lewat dendang ” tutur salah satu pengunjung dari nagari lain sambil mengisap rokok.

Terpantau sejumlah pengunjung mayoritas kaum bapak hanya ada satu orang saja yang mendampingi suami sambil menikmati dua gelas kopi, sesekali digoda biduan dan mengundang gelak tawa.

“Di tengah gempuran musik dan lagu modern, saluang menjadi salah satu alternatif hiburan yang masih setia mesti harus mengeluarkan uang lima ribuan, sepuluh ribu, bahkan lebih, dan terkadang menonton dari jauh” tutur salah satu penggemar saluang

Pagelaran ini menjadi bukti bahwa akar budaya Minangkabau masih eksis walau dengan alat musik tiup dari bambu tipis.

Acara ini berfungsi sebagai pengingat penting akan kekayaan warisan tak benda lokal yang perlu dijaga kelestariannya.

​Saluang bukan sekadar alat musik; ia adalah medium penceritaan dan penjaga nilai kearifan lokal.

Sejumlah literatur, instrumen salung melantunkan syair-syair puitis yang sarat makna, mulai dari cerita cinta, kritik sosial, hingga nilai moral.

Pertunjukan di Simpang Empat Koto Tangah meliputi dendang bernuansa sedih (ratok), satangah tiang, hingga dendang gembira (pantun mudo) menunjukkan kedalaman emosi disampaikan melalui instrumen sederhana ini.

Terlihat salung dipadukan dengan organ tunggal bahwa Saluang tetap relevan, menarik, dan mudah diterima oleh segala usia, menjadikannya bagian dari dinamika musik masa kini.

Kegiatan pertunjukan berfungsi sebagai ruang edukasi bagi generasi penerus dan arena pertanggungjawaban bagi seniman.

Dukungan penuh dari masyarakat adat dan pemerintah nagari memastikan Saluang tetap menjadi bagian esensial dari setiap acara adat dan perayaan lokal.

Saluang berpotensi berkembang tanpa kehilangan esensi aslinya, menjadi identitas budaya yang abadi di tengah dinamika musik global bila diyakini generasi penerus.

(MY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *