Misteri Kematian Dosen Untag, AKBP Basuki Dicopot, Penyidik Telusuri Bukti Hingga Cairan Sperma

Daerah, Jateng15 Dilihat

Indocorners.com|Jateng, Polda Jawa Tengah mencopot Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Basuki dari jabatannya sebagai Kepala Subdirektorat Pengendalian Massa (Dalmas) Direktorat Samapta.

Pencopotan ini imbas dari kasus meninggalnya dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35).

“AKBP Basuki dicopot sejak 21 November 2025 lalu,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng, Kombes Pol Artanto kepada Tribun, Selasa (25/11/2025).

AKBP Basuki selepas dicopot dari jabatannya lalu dipindahkan ke Pelayanan Markas (Yanmas) Polda Jateng.

Ia juga ditahan di rumah tahanan Polda Jateng hingga 8 Desember 2025.

“Jabatan yang kosong itu ditangani langsung oleh Dirsamapta,” ungkap Artanto.

Pencopotan AKBP Basuki, lanjut Artanto, merupakan tindak lanjut dari temuan dugaan pelanggaran berat kode etik.

“Salah satu upaya kita untuk menindaklanjuti dengan mencopotnya,” terangnya.

Lebih lanjut, Kombes Pol Artanto menyebutkan, dari olah TKP yang digelar Senin (24/11/2025), ditemukan sejumlah barang pribadi milik AKBP Basuki dan tas perempuan yang diduga milik dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35).

Di dalam mobil itu, penyidik menemukan sejumlah barang di antaranya pakaian milik AKBP Basuki, obat-obatan, struk parkir rumah sakit Telogorejo Semarang, dan tas wanita.

Artanto menyebut, belum mengetahui siapa pemilik tas tersebut.

“Obat-obatannya ini masih disita, milik siapa belum tahu. Jenis obatnya juga belum tahu,” jelas Artanto.

Menurut Artanto, temuan ini akan memperkaya penyidik untuk menyusun kronologi peristiwa.

“Barang bukti yang disita itu kemudian untuk bahan bukti dikaitkan terkait dengan kronologis yang dilakukan sehari-hari oleh dilakukan oleh AKBP Basuki bersama Saudari D (Dosen Levi),” katanya.

Artanto juga menyebutkan, penyidik Ditreskrimum Polda Jateng melakukan identifikasi sejumlah alat bukti untuk mencari sisa sperma.

Pencarian sisa cairan sperma karena dosen Levi ditemukan tewas dalam kondisi telanjang bulat.

Pada hari kematiannya, Dosen Levi sedang bersama dengan AKBP Basuki.

“Kami periksa pakaian, selimut, seprei, dan melakukan swab lantai kamar Kostel untuk mencari apakah ada cairan lain yang berkaitan dengan aktivitas mereka di dalam,” katanya.

Untuk mencari cairan itu, sejumlah barang bukti diperiksa di laboratorium forensik.

“Ya pemeriksaan barang bukti itu untuk menguak peristiwa tersebut,” paparnya.

Artanto mengungkap pula sejumlah barang bukti yang masih dilakukan identifikasi penyidik yakni rekaman CCTV yang merekam aktivitas AKBP Basuki di hotel tersebut.

Ia menyebut, Basuki berada dalam satu kamar bersama dosen Levi dari Minggu (16/11/2025) malam hingga Senin (17/11/2025) pagi.

Kematian Dosen Levi dilaporkan pada hari Senin.

“Rekaman CCTV sudah terekam aktivitas AKBP Basuki. Nanti rekaman itu akan dikonfirmasi ke yang bersangkutan,” bebernya. (IA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *