Bogor, Indocorners.Com – Menyikapi permasalahan yang terjadi pada SDN Sukadamai 3 Kota Bogor hampir setiap tahun diduga melakukan pungli melalui PPDB. Namun hal tersebut terkesan ada pembiaran dari pihak terkait antara Pemkot dan Disdik Kota Bogor.
Hampir setiap tahun masyarakat yang anaknya sekolah di SDN Sukadamai 3 ini, selalu disodorkan program dan rencana pembangunan untuk AULA. Sehingga pihak sekolah memohon bantuan pada orang tua siswa melalui komite agar memberikan sumbangan untuk kebutuhan sekolah.
Tentunya ini sangat bertentangan dengan program sekolah gratis, tapi kenyataannya masih ada saja dugaan pungli dengan berbagai alasan yang disampaikan oleh pihak sekolah, bahkan komite lah yang berbicara, seakan kepala sekolah tidak mengetahuinya.
Menurut penjelasan orang tua murid yang tidak mau ditulis namanya, awal rapat orang tua murid sumbangan seiklasnya saja. Namun ditentukan nominalnya oleh ketua komite sebanyak Rp. 2.600.000, Rp. 1.500.000 buat sumbangan aula dan Rp. 1.100.000 buat iuran bulanan.
Orang tua murid menjelaskan: keterangan pihak sekolah dana BOS tidak bisa mengcover semua kebutuhan sekolah, karna turun dana BOS tiga Bulan sekali. Pihak sekolah juga tidak pernah menjelaskan rincian dana BOS berapa jumlahnya, berapa yanh digunakan, berapa sisanya atau mines.
Menurutnya lagi sekolah ini pernah dimuat beritanya di media diduga akibat pungli, dan rekening komite diduga juga pernah dibekukan.
Dalam hal ini tentunya tidak boleh dibiarkan terus berlanjut, karena sudah keluar dari koridor yang di programkan oleh pihak kemendikbud untuk sekolah gratis tersebut. Bahkan pihak penegak hukum dari Saber pungli, harus segera menghentikan praktek kotor yang merusak citra pendidikan yang berhalak.
Pungutan PPDB setiap awal Tahun di SDN Sukadamai 3 selalu berlanjut, untuk tahun 2022-2023 ditetapkan oleh komite Rp. 2.600.000,
Rp.1.500.000, buat sumbangan aula, 1.100.000, buat iuran bulanan.
Untuk membangun aula di SDN Sukadamai 3 menurut keterangan Yono selaku kasek membutuhkan dana 1 Milyar, tidak ditentukan sumbangan tersebut bahkan dia tidak mengetahui dgn jumlah Rp. 2.600.000 itu. Dia menjelaskan yang saya tahu sumbangan dari orang tua murid berkisar Rp. 1000.000 hingga Rp. 2000.000. Menurutnya silakan saja ketemu ketua komite Ibrahim dia seorang pengacara (15-8-2022).
Awak media menitipkan WA kepada kasek berharap agar ketua komite bisa menjelaskannya. Namung dari Tanggal 15 Agustus 2022 hingga kini tidak ada respon dari ketua komite.
Ketika Tanggal 23 Agustus 2022 awak media menemui kasek lg untuk miminta konfirmasi kepada ketua komite, Menurutnya WA dari awak media sudah disampaikan ke ketua komite. Namun pada kenyataannya yang bersangkutan tidak mau merespon. Saat kasek menelpon ketua komite via HP didepan awak media ketua komite tdk mengangkat telponnya.
Akhirnya kasek buka suara kalau setiap tahunnya juga ada iuran dari org tua murid namun bukan SPP. Iuran tersebut untuk guru honor karna tidak semua guru honor bisa dibayar oleh dana BOS juga membayar satpam, listrik dan 15 item ekstra kurikuler (eskol).
Menurur kasek lagi komite punya RAKS sendiri setiap tahun dia melaporkan ke saya. Pesan kepala sekolah kalau mau dimuat beritanya sialakan saja. (Yan)











