Awan Hitam Beranjak, Mastilizal Aye.Api Baru Pembakar Semangat Ksatria Lapangan Hijau

Daerah27 Dilihat

Padang – Indocorners.Com – di ufuk Kota Bingkuang, mendung tebal yang menyelimuti lambang kebanggaan telah beranjak perlahan. PSP Padang, sang Pandeka Minang yang namanya pernah membuat gemetar setiap lawan di galanggang hijau, kini menampakkan bias cahaya terang. Kisah heroik yang lama terbungkam dalam buku sejarah, siap ditulis kembali dengan tinta emas dan semangat yang membara.

Pandeka Minang, julukan yang menyandang martabat luhur perantau dan pendekar, memang sempat tersuruk, kehilangan kesaktiannya. Medan tempur yang dulu menjadi panggung kedigjayaan, berubah menjadi lembah sunyi. Klub legendaris yang lahir jauh sebelum republik ini berdiri, seakan tertidur dalam pertapaan panjang, membiarkan nama besarnya pudar menjadi sekadar kenangan. Lapangan Haji Agus Salim mendambakan derap langkah dan sorak sorai kemenangan yang pernah menjadi denyut nadi kota.

Keterpurukan itu diyakini berakar pada tradisi lama, manakala kursi kepemimpinan klub terikat erat pada jabatan kepala daerah. Dua kali pergantian nahkoda eksekutif kota tak jua mampu mengangkat Pandeka Minang dari dasar jurang kompetisi, seolah-olah beban birokrasi terlalu berat untuk diimbangi dengan gairah si kulit bundar.

Namun, angin perubahan telah berhembus kencang dari lereng bukit. Di bawah kepemimpinan Fadly Amran dan Maigus Nasir, tradisi yang membelenggu itu mulai diletakkan. Mata harapan kini tertuju pada satu nama, Mastilizal Aye, SH.

Sosok yang memiliki kemiripan nama dengan Thom Aye, profesor Timnas, ini muncul sebagai Sang Jembatan baru. Wakil Ketua DPRD yang juga Ketua ASKOT PSSI Kota Padang ini digadang-gadangkan sebagai penakhoda yang tepat. Loyalitasnya terhadap sepak bola, yang selama ini terbukti nyata lewat kerja-kerja konkret di ASKOT menghidupkan kembali roda kompetisi berbagai usia hingga kompetisi para legenda (All Star) telah meyakinkan segenap pecinta bola.

Di bawah tangannya, gairah sepak bola Kota Padang kembali berdenyut kencang, seolah mesin tua yang lama mati kini diisi bahan bakar semangat baru. Ia adalah api yang ditunggu untuk membakar kembali semangat juang Pandeka Minang.

Gayuang Basambuik Kato Bajawek (Gendang disambut, kata berbalas), Mastilizal Aye tidak menutupi antusiasmenya untuk memikul beban berat dan amanah mulia ini. Dengan suara yang elegan dan penuh kesungguhan, ia menyatakan kesiapannya, siap menyusun tim yang profesional, dari level pelatihan hingga administrasi. Langkah awal yang akan menentukan arah pelayaran: menunjuk arsitek tim dan menyiapkan anggaran kompetisi.

Seluruh Ranah Minang kini menahan napas, menanti ketukan palu Walikota yang akan meresmikan Surat Keputusan. Turun gunungnya Pandeka Minang bukan lagi sekadar impian, melainkan janji fajar yang membias. Mari kita sambut kiprah Sang Nahkoda baru, dan bersama-sama mendukung kembalinya Pandeka Minang menaklukkan galanggang, mengukir kembali sejarah emas yang pernah hilang.

Padang, 24 Oktober 2025
Oleh: Andarizal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *