Bogor. Indocorners.Com,- Sejak tahun 2014, telah terjadi permasalahan penganggunan alat kesehatan bekas ke Bank Jabar Banten yang melibatkan beberapa pejabat Pemkot Bogor, dan anehnya kenapa pihak BJB mau menerima anggunan alat kesehatan bekas tersebut kalau tidak kongkalungkong antara Pemkot Bogor dengan BJB tersebut, ungkap Irianto, selaku Ketua DPP. Barisan Monitoring Hukum. BMH
Masih penuturan Irianto, kasus tersebut akhirnya dipermasalahkan oleh kejaksaan Negeri Bogor, dan pemeriksaan kepada Plt, Dirut RSUD, Dr. Dodo, dan Sekda Kota Bogor, Ade Sarif, namun pada akhirnya kasus tersebut ada dugaan 86, antara Dirut dan Sekda, diduga sekenarionya Walikota Bogor Bima Arya
Karena tidak ada kejelasan dan kepastian hukum, maka keluarlah SP3 dari pihak kejaksaan Bogor, pada akhirnya Dodo berhenti dan digantikan oleh Dewi Basmalah sebagai Dirut RSUD Kota Bogor yang ditunjuk oleh Walikota Bogor Bima Arya.
Namun Dewi Basmalah tidak lama menjadi Dirut RSUD, karena Dewi Basmalah punya prinsif relugius, sehingga Dewi Basmalah tidak terpengaruh dengan ajakan untuk melakukan korupsi, sehingga Dewi Basmalah pada akhirnya diberhentikan dari jabatan Dirut RSUD.
Kemudian jabatan Dirut digantikan oleh Dr. ilham yang ditunjuk Walikota Bogor Bima Arya, dan tidak ketinggalan Ade Sarif juga menempatkan orang dekatnya bernama Yani, sebagai wakil Direktur. Wadir dengan harapan untuk mendapat imbalan dari Yani.
Korupsi RSUD terseting rapih terstruktur masif dan unik melibatkan OPD yang dimainkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor, sehingga aliran dana kegiatan disalurkan melalui RSUD. Kota Bogor, sebagai BULD. Badan Usaha Layanan Daerah. Sehingga aliran dana mencapai 90, milyar untuk disalurkan melalui rumah sakit darurat penanganan Covid 19.
Bahkan permainan kotor dimasa vandemi sangat mencolok dengan kasat mata, bahkan membuat pusing bagi Ari, selaku Pejabat Pembuat Komitmen di BPBD, karena ada interpensi dari Dirut RSUD dan Wadirnya, sebagai kepanjangan tangan dari Walikota Bogor dalam segi bisnis pembelian alat kesehatan, bahkan ada orang suruhanya untuk meminta uang sama Ari bernama Lutfi, seakan Walikota Bogor Bersih tidak melakukan korupsi. (***)