Protes PKS Pulo Padang, Warga Hadang Truk Sawit

Sumut239 Dilihat

Indocorners.com | Labuhanbatu – Warga Pulo Padang, Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut), memprotes beroperasinya pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang berdiri di dekat pemukiman mereka. Protes itu dilakukan karena pabrik dinilai mencemari lingkungan mereka.

Pabrik tersebut merupakan milik PT Pulo Padang Sawit Permai, yang baru dua bulan beroperasi. Pabrik itu berdiri di Kelurahan Pulo Padang, Rantau Utara yang masih merupakan wilayah perkotaan.

Protes terhadap pabrik ini sudah berkali-kali dilakukan warga. Baik protes secara resmi yang diajukan ke pemerintah maupun protes jalanan yang bentuknya berupa penghadangan kepada truk yang hendak menjual sawitnya ke pabrik tersebut.

“Sebetulnya sejak awal kami sudah menolak kehadiran pabrik ini. Sekarang terbukti baru dua bulan saja beroperasi dampak pencemarannya sudah kami rasakan,” kata kordinator warga Pulo Padang, Zulpan Rambe, kepada AFM Labuhanbatu, Rabu (15/6/2022).

Zulpan mengatakan bentuk pencemaran yang mereka rasakan antara lain ialah kehadiran udara kotor yang disertai dengan bau busuk yang menyengat. Selain itu kondisi air dibeberapa titik juga sudah mengalami perubahan rasa yang dikhawatirkan sudah terpapar racun.

Meski belum dibuktikan dengan jatuhnya korban jiwa, namun pencemaran ini, kata Zulpan dapat dibuktikan dengan cara yang sangat sederhana. Yaitu bisa dilihat secara kasat mata dan bisa dirasa dengan indra perasa atau pun penciuman.

“Kalo udara dari asap ya. Bisa dicium

baunya, juga bisa dilihat dari pakaian yang sudah dicuci jadi kotor kembali setelah dijemur. Itu kan artinya udaranya kotor ya. Itu ada beberapa emak-emak yang bisa jadi saksinya,” jelas Zulpan.

“Kalau untuk air, ada warga yang rumahnya ada di depan pabrik itu, mengaku jika air sumurnya sudah berubah rasa. Apakah sudah beracun atau tidak, itu memang belum kita buktikan. Cuma hewan yang biasanya minum disitu, sekarang tidak mau lagi minum disitu,” imbuhnya.

Menurut pengakuan warga tersebut, Zulpan menyebutkan bahwa prilaku ternak tersebut menjadi acuan sehingga dia tidak lagi mengkonsumsi air yang telah berubah rasa tersebut. Yang artinya secara ekonomi sudah membuat warga tersebut mengalami kerugian.

Karena itulah Zulpan mengatakan warga bersikukuh menolak beroperasi nya pabrik PKS tersebut. Dimana bentuk penolakan terakhir yang mereka lakukan adalah aksi penghadangan, melarang truk masuk ke pabrik untuk menjual sawitnya.

Penghadangan itu sendiri mulai dilakukan sejak Selasa (15/4) siang kemarin, yang hingga kini masih dilakukan. Termasuk pada malam hari, yang dilakukan secara bergantian.

“Sampai pagi ini masih, non stop dari semalam. Aplusan sama anak-anak muda itu. Tadi malam pun ada truk yang datang, disuruh untuk putar balik,” ujarnya.

Menurut Zulpan aksi ini telah menyasar puluhan truk, hingga kini. Sejauh ini aksi tersebut belum mendapat perlawanan yang berarti dari pihak lainnya.

Sebelumnya sebagian warga yang juga penduduk setempat, sempat mencoba protes atas penghadangan ini. Mereka yang merupakan pekerja pabrik (tergabung di organisasi pekerja/buruh) ini merasa terganggu mata pencaharian nya karena aksi penghadangan tersebut.

Namun setelah dijelaskan bahwa ini adalah kepentingan bersama, para buruh bongkar-muat akhirnya mengalah dan memilih diam.

Berdasarkan pantauan di lapangan, pihak manajemen PT Pulo Padang Sawit Permai sebenarnya sempat mengajak warga berdialog. Tawaran itu disampaikan melalui tenaga keamanannya.

Tawaran ini sebenarnya diterima warga pada awalnya.Namun karena perusahaan menetapkan dialog pun akhirnya urung terwujud.

Syarat itu ialah dialog hanya boleh diikuti oleh dua orang warga sebagai perwakilan, serta satu orang lainnya yang bertindak sebagai saksi. Syarat yang dinilai tidak masuk akal, spontan ditolak warga.

“Demon (yang harus minta izin polisi) aja bisa banyak orang. Ini kok cuma berdialog diatur-atur. Apalagi ada pula disebutkan satu saksi, apa itu ? Apa karena undang-undang, saksi harus dua orang baru diakui, makanya dia cuma minta satu ?” tanya Hasanuddin Hasibuan, seorang warga lainnya yang merasa heran.

Upaya konfirmasi sudah dilakukan, dengan meminta tenaga keamanan PT Pulo Padang Sawit Permai menyampaikan permintaan wawancara ke pihak manajemen. Menurutnya setelah disampaikan manajemen menjawab bahwa konfirmasi belum bisa dilakukan sekarang.

“Bang untuk sekarang belum bisa bang, info dari kantor bang,” katanya menjawab permintaan konfirmasi yang dilakukan.(afm)