Indocorners.com l SOLOK – Kapolres Solok Kota AKBP Ahmad Fadilan, S.Si, M.Sc, M.Si, menegaskan bahwa siswa-siswi madrasah memiliki keunggulan dibanding pelajar dari sekolah umum. Keunggulan tersebut menurutnya adalah keunggulan karakter yang dipadu dengan nilai-nilai agama. Ahmad Fadilan mengingatkan seluruh pelajar madrasah untuk menanamkan karakter kuat di diri masing-masing. Paduan itu menurutnya merupakan hal yang sangat luar biasa, jika mampu dimaksimalkan.
Hal itu dikatakan Ahmad Fadilan saat menjadi Inspektur Upacara (Irup) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Solok di Nagari Singkarak, Kecamatan X Koto Singkarak, Senin (13/2/2023). Turut hadir dalam Upacara Bendera itu, Kapolsek X Koto Singkarak AKP Darmansyah, SH, Kasat Bimas AKP Jufrinaldi, SH, Kanit Intelkam Polsek Singkarak Aipda Deli Harapno, Bhabin Kamtibmas, serta personel Polres Solok Kota dan Polsek Singkarak. Rombongan diterima oleh Kepala MAN 2 Solok Dra. Hj. Nurhayati, MM, KTU Marliyus, Wakil Kepala Nusa Jaya, S.Pd, M.Pd, Pembina OSIM, majelis guru dan pegawai tata usaha MAN 2 Solok.
“Menjadi pelajar di Madrasah, anak-anakku sekalian memiliki kelebihan dibanding dengan menjadi pelajar di sekolah umum. Yakni lebih banyak pelajaran dan pembelajaran keagamaan yang diperoleh. Artinya, ada pembangunan karakter yang kuat berlandaskan nilai-nilai keagamaan. Saya merasa bangga dan terhormat bisa berada di madrasah ini dan menjadi Inspektur Upacara,” ujarnya.
AKBP Ahmad Fadilan dalam amanatnya di hadapan sekira 360 siswa-siswi menegaskan bahwa keberhasilan seorang alumni, ditentukan oleh tiga hal. Yakni karakter kuat, bercita-cita besar, dan sikap menghadapi hambatan dengan kedisiplinan tinggi.
“Sekira 30 tahun lalu, bapak juga berdiri dalam barisan upacara sebagai siswa. Tanamkan dalam diri anak-anakku sekalian kebanggaan sebagai siswa-siswi madrasah. Tanamkan dan beri sugesti ke diri masing-masing, bahwa anak-anakku sekalian adalah orang-orang unggul. Orang yang terbiasa dengan karakter baik, masa depannya akan baik. Bekali diri dengan nilai-nilai positif dan berpegang teguhlah pada nilai-nilai agama. Insyaallah, segalanya agar berjalan baik,” ujarnya.
Ahmad Fadilan juga mengingatkan agar siswa-siswi menggantungkan cita-cita setinggi langit. Dengan gaya khasnya, Ahmad Fadilan mengeluarkan ungkapan; “Gantungkan cita-cita setinggi langit, karena jika jatuh, maka kita akan jatuh di antara bintang-bintang”. Hal ini menurutnya akan memberikan semangat untuk kerja keras, tekun dan disiplin.
“Masa SLTA merupakan peralihan dari remaja ke dewasa awal. Tentu akam banyak gangguan, kendala dan hambatan dalam penegasan jati diri. Tapi, jangan sampai terjerumus ke hal-hal negatif, seperti Narkoba, tawuran, geng motor dan kenakalan remaja lainnya. Karena itu, persiapkan diri semaksimal mungkin. Soal hasil, serahkan sepenuhnya kepada takdir Allah,” tegasnya.
Perwira asal Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan tersebut, menegaskan bahwa peluang siswa-siswi MAN sama dengan lulusan dari sekolah lain. Yakni bisa kuliah di perguruan tinggi manapun, menjadi polisi, tentara, sekolah tinggi kedinasan, maupun yang memilih menjadi pengusaha. Kuncinya, bekali diri dengan kemampuan dan persyaratan yang dibutuhkan.
“Saya banyak mendapat informasi, bahwa alumni dari MAN 2 Singkarak ini, juga bisa berkuliah di berbagai perguruan tinggi ternama, menjadi PNS, dokter, dan berbagai profesi lainnya. Bahkan, ada juga yang menjadi tentara dan polisi. Hal ini membuktikan bahwa banyak peluang yang terbuka lebar, tapi tentu saja hal itu hanya bagi yang memiliki keinginan dan karakter kuat untuk maju,” tegasnya.
Usai upacara bendera, AKBP Ahmad Fadilan menyempatkan diri berinteraksi dan memberikan motivasi kepada sejumlah siswa dan guru MAN 2 Singkarak. Mantan pejabat International Police (Interpol) Mabes Polri dan Staf Ahli Kapolri bidang bahasa asing tersebut, tak sungkan-sungkan berbagi pengalaman kepada sejumlah siswa-siswi MAN 2 Singkarak. Dalam penuturan Bahasa Inggris yang fasih, Ahmad Fadilan kembali menegaskan, bahwa tidak ada cita-cita yang mustahil, jika diiringi dengan kesungguhan.
“Saya merupakan lulusan Kimia murni. Bahkan sempat bekerja di perusahaan multinasional yang menuntut jiwa profesional tinggi. Tapi, takdir hidup membawa saya menjadi polisi. Saya pernah bertugas sebagai polisi forensik, menjadi Staf Ahli Kapolri, menjadi Interpol yang bertugas di negara lain, disekolahkan oleh negara di luar negeri, bahkan sekarang menjadi Kapolres di Solok Kota. Artinya, segala peluang terbuka lebar. Tergantung bagaimana cara kita mengambil peluang tersebut dan takdir hidup kita ke depan,” ungkapnya.
Salah satu siswi Kelas XII MAN 2 Solok, Syifa Musbar, meminta motivasi kepada Kapolres Ahmad Fadilan tentang cara mengatasi perasaan insecure (merasa rendah diri) terhadap cita-cita dan lingkungan yang tidak memberikan support (dukungan). Juara Kompetisi Sains Madrasah (KSM) beberapa waktu lalu tersebut mempertanyakan hal itu dalam Bahasa Inggris yang fasih, yang juga dijawab Kapolres Ahmad Fadilan, dalam Bahasa Inggris.
“Hambatan dan tantangan itu akan datang setiap saat, selama manusia itu hidup. Cara mengatasinya adalah dengan berinteraksi dengan orang-orang yang berfikir positif, tempatkan diri di lingkungan positif dan belajar dari orang-orang sukses. Jangan pernah takut dengan hambatan, tantangan dan gangguan. Karena apapun permasalahan di dunia ini, akan selalu ada solusi. Yakini itu,” ujarnya. (*)