Istano Basa Pagaruyung Adalah Gambaran Minangkabau

Oleh : Riadi,, SE Sutan Polowan

INDOCORNERS.COM | Tanah Datar – Mengupas serta mengulas Istana Basa Paguruyung tak ada habis, penulis mengajak dan mengenal benda- benda peninggalan dari istano basa pagaruyung istana kebanggaan masyarakat Minangkabau Sumatera Barat.

Memasuki Istana Basa Pagaruyung yang terletak di Tanah Datar, Sumatera Barat.kita suguhkan kembali pada peradapan kerajaan pagaruyung pada masa jayanya beberapa abab yang lalu di Dalam istana ini kita temukan benda-benda pusaka beserta kebesaran para raja sehingga larut dan ikut merasakan betapa besar dan jayanya kerajaan Minangkabau pada masanya.

Pertamakali sebelum memasuki istano kita akan melalui tangga (tanggo, minang red) dari dasar halaman yang luas dengan posisi yang unik dalam istano ini memang sengaja hanya memiliki satu tangga, dan terletak di setiap pintu depan.

Satu tangga ini ternyata mempunyai makna yaitu berkaitan erat dengan agama Islam yang dianut oleh masyarakat Minangkabau.

Artinya, percaya pada Tuhan yang Maha Esa, “menurut sumber”

Saat kaki mulai melangkah memasuki istano terlihat singgasana Sang Raja, lengkap dengan foto Raja Pagaruyung. Di sekeliling singgasana ada tirai-tirai warna-warni yang cantik. Di tempat ini juga, Bundo Kanduang atau (ibu Suri) akan duduk untuk mengawasi serta mengatur segala yang ada di dalam istana.

Kemudian setelah di edarkan pandangan terdapat lantai yang lebih tinggi menjadi tempat menyimpan benda-benda bersejarah seperti keris, piring, guci kecil, dan berbagai jenis benda lain.

Setelah puas melihat peninggalan benda bersejarah tersebut kita kemudian di suguhkan nuansa yang lainnya Istana Pagaruyung terdiri dari 4 lantai, dan kamar-kamar anggota keluarga kerajaan berada di lantai satu dan dibuka untuk umum, sehingga pengunjung bisa langsung melihat kamar-kamar tersebut. Di sanalah lemari, tempat tidur, meja rias, dan seluruh benda-benda lainnya ditata dengan baik.

Ada yang unik dari Kamar-kamar tersebut di deretkan berdasarkan urut Putri Raja untuk ditinggalinya bersama keluarga masing-masing.

Bilik pertama atau ‘pangkal rumah’ sebelah kanan dihuni oleh putri tertua dan keluarganya, disusul kamar berikutnya untuk para adik dan juga keluarga mereka masing-masing. Bilik terakhir biasanya disebut sebagai ‘ujung rumah’. Selain itu ada selasar yang mengarah ke dapur.

Terus kelantai selanjutnya Ada satu ruang paling atas di Istana Pagaruyung, yang biasa digunakan untuk kegiatan semacam ibadah atau meditasi. Menurut sumber katanya, di sini bersemayam arwah raja-raja yang pernah bertahta di Kerajaan Pagaruyung. Tempat ini agak berbeda dari ruang/bilik di lantai-lantai yang lain, sebab ukurannya pun lebih kecil.

Terakhir Ketika melangkah keluar dari Istana Pagaruyung, maka kita akan menjumpai sebuah rangkiang atau benda serupa lumbung padi.

Arti Rangkiang berasal dari kata ruang hinyang ini harus ada di Istano dan di tiap rumah gadang (adat) Minangkabau, Rangkiang menjadi wajib karena di situ sebagai lumbung atau tempat menyimpan hasil panen dan kebutuhan pada masa panceklik

Pada sudut lainnya,terdapat surau yang dipergunakan sebagai tempat beribadah.

Dari berbagai Sumber